Seorangpresenter hebat akan terlebih dahulu berusaha mengenali kepada siapa mereka berbicara, kemudian menyesuaikan isi pembicaraan agar relevan dan efektif. Para presenter biasa tidak merasa penting untuk mencari tahu siapa audiensnya. Mereka hanya akan memberikan presentasi yang sama kepada berbagai audiens yang berbeda.
B Menganalisis pendengar dan audiens. Pendengar dan audiens adalah objek kita dalam berpidato, tetapi juga merupakan subjek yang harus menafsirkan gagasan-gagasan yang kita sampaikan. Maka wajar kita mengenal tentang apa dan siapa mereka. Dengan mengenal siapa mereka kita akan mudah dan lancar untuk berkomunikasi dengan mereka, sehingga mudah juga
Masalahkonsentrasi: Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam. Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan Anda tidak menarik, tidak bermanfaat, dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit.
Vay Tiền Nhanh. Ilustrasi presentasi seorang guru di hadapan murid-muridnya. Foto PixabayPresentasi merupakan seni berbicara yang perlu dikuasai saat ini. Ketika melakukan presentasi, terdapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan. Selain penampilan fisik yang menarik, presentasi juga memerhatikan unsur kebahasaan hingga sikap pada saat pembawaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V, presentasi adalah pengucapan pidato, penyajian atau pertunjukan tentang sandiawara, film, dan sebagainya kepada orang-orang yang diundang. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa presentasi merupakan kegiatan menyajikan sesuatu di depan khalayak presentasi berlangsung, berikut pihak-pihak yang perlu diperhatikan agar presentasi berjalan dengan lancar. Pihak-pihak ini memiliki peran penting dalam jalannya presentasi. Pihak-pihak tersebut adalahPenyaji atau pembicara, bertugas memaparkan informasi, data, dan bertugas mendengarkan pemaparan dari bertugas untuk mencatat pokok penyajian yang disampaikan pembicara, pertanyaan-pertanyaan peserta, dan hasil pihak-pihak tersebut yang perlu diperhatikan ketika melakukan presentasi adalah hal-hal teknis. Agar lebih memahaminya, simak penjelasannya berikut ini. Presentasi harus memerhatikan lawan bicara agar muncul rasa percaya diri. Foto PixabayHal-Hal Penting Apa yang Perlu Kamu Perhatikan Ketika Melakukan Presentasi?Mengutip buku Bahasa Indonesia Akademik Pengembangan Kepribadian Berbasis Pendidikan Karakter karya Dr. Eri Setiawati, dkk 2017 244, terdapat tujuh poin penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan presentasi. 1. Pandangan harus diarahkan pada lawan bicaraPembicara perlu melakukan kontak mata dengan peserta. Sebab, menghindari kontak mata menunjukkan rasa kurang percaya diri, gugup, dan tidak Gerak-gerak mimik yang tepatPenggunaan gerak tangan atau mimik dapat menghidupkan komunikasi. Namun, yang perlu diperhatikan gerakan tersebut jangan sampai berlebihan. Saat presentasi, pembicara dapat menggunakan bahasa tubuh secara efektif, misal dengan membelalakkan mata ketika menunjukkan ekspresi keheranan atau membuka tangan ke samping dan depan untuk memperlihatkan emosi suara diperlukan oleh pembicara, tetapi tidak sampai berteriak. Pengaturan tingkat kenyaringan perlu diperhatikan supaya informasi dapat didengar lebih presentasi harus menguasapi topik agar ketika pendengar bertanya ia dapat menjawab. Foto PixabayPembicara yang menguasai bahan dan berbicara dengan lancar membuat pendengar mudah menangkap pesan dari pembicara. Jika pembicara tidak menguasai bahan dan banyak menyisipkan bunyi “ee” di setiap kali berbicara, akan menghambat penyampaian pesan. Faktor kelancaran ini perlu diperhatikan agar pesan dapat tersampaikan kepada pendengar dengan gagasan yang disampaikan oleh pembicara harus berhubungan dengan logis. Antarkalimat yang diucapkan pun haruslah saling berhubungan hingga sampai pada kesimpulan. Ide demi ide harus berhubungan dengan logis. Begitu juga proses berpikir sampai pada kesimpulan harus tetap topik berkaitan dengan kelancaran. Jika pembicara menguasai topik, pembicara dapat menyampaikan gagasannya dengan lancar. Berkaitan dengan hal ini, persiapan sangat perlu dilakukan sebelum presentasi, apalagi bagi pembicara yang baru pertama kali melakukan lagi jawaban dari pertanyaan hal-hal penting apa yang perlu kamu perhatikan ketika melakukan presentasi. Itu adalah alokasi waktu yang tersedia untuk presentasi. Tidak jarang, presentasi akan dipotong ketika waktunya telah habis. Hal inilah yang kemudian memengaruhi penampilan pembicara.
Untuk bisa menampilkan presentasi yang memukau, kamu tentunya harus punya persiapan yang terbaik. Dengan persiapan yang matang, presentasi yang dibawakan akan jadi terstruktur. Selain itu, kamu juga akan lebih bisa bersiap jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Tak perlu grogi, Glints akan memaparkan apa saja yang perlu kamu persiapkan sebelum presentasi di artikel ini. Catat langkah-langkah di bawah ini, ya! 1. Menentukan topik Untuk presentasi, kita tentunya membutuhkan topik yang akan disampaikan pada audiens. Oleh karena itu, langkah pertama persiapan presentasi yang harus dilakukan adalah menentukan terlebih dahulu topik apa yang akan kamu bawakan. Menurut Tutsplus, memilih topik yang tepat sangatlah penting. Topik yang tepat adalah topik yang relevan dengan audiensmu. Jika tidak, kemungkinan besar mereka tidak akan tertarik. Selain itu, sebaiknya topik yang dibawakan adalah topik yang kamu kuasai dengan baik. Agar bisa berbagi ilmu secara maksimal, jangan lupa lakukan riset dan kumpulkan data untuk topikmu. 2. Pahami audiens Memahami audiens adalah salah satu persiapan sebelum presentasi yang sangat penting. Tanpa mengerti siapa yang akan menjadi pendengarmu, akan sulit untuk merancang presentasi yang dapat dimengerti dengan baik. Salah satu hal yang perlu diingat saat melakukan riset mengenai audiens-mu adalah tingkat pemahaman mereka tentang topik yang dibawakan. Jika mereka masih awam, berarti penyampaianmu harus menggunakan bahasa yang dimengerti pemula. Sementara, jika kira-kira audiensmu sudah cukup memahami topik yang akan dibawakan, berarti kamu bisa membahasnya lebih detail dan mendalam. 3. Rencanakan outline presentasi Setelah menentukan topik, melakukan riset, dan memahami audiens, persiapan untuk presentasi selanjutnya adalah membuat outline-nya. Outline akan sangat membantumu untuk menyusun presentasi yang terstruktur. Dengan outline, kamu bisa dengan mudah mengatur bagaimana tahap-tahap penjelasan topik saat presentasi. 4. Buat isi slide presentasi © Saat outline presentasimu sudah jadi, mulailah mengisi kontennya. Usahakan untuk membuat konten presentasi yang singkat, padat, jelas, dan menarik. Saat membuat presentasi, Business News Daily mengingatkan untuk tidak memadatkan terlalu banyak contoh atau data. Memberikan contoh dan data memang bagus, tetapi jangan berlebihan. Pasalnya, hal ini hanya akan membuat audiens merasa bingung dan menjadi kurang fokus. 5. Desain slide Tentunya, membuat desain slide adalah bagian dari persiapan presentasi. Kamu bisa membuat desain sekreatif mungkin. Akan tetapi, jangan berlebihan. Beberapa tips yang bisa kamu ikuti Gunakan maksimal dua font, satu untuk heading dan satu untuk isi slide. Pastikan font yang digunakan mudah dibaca. Pilih ukuran yang cukup besar agar audiens tidak kesulitan saat membacanya. Gunakan bullet point untuk membuat presentasimu lebih mudah dibaca. Sampaikan data dengan ilustrasi atau grafik. Pilih warna yang efektif. Jika slide presentasi tampak terlalu warna-warni dan ramai, desainmu hanya akan menjadi distraksi bagi yang membaca. 6. Latihan presentasi Latihan presentasi adalah salah satu tahap persiapan yang paling penting. Tanpa berlatih, kamu tidak akan tahu bagaimana kira-kira kesiapanmu saat memaparkan topik presentasi. Semakin sering berlatih sebelum presentasi, kamu akan semakin percaya diri dan menguasai topik yang dibawakan sehingga kesalahan bisa dihindari. Salah satu tips penting menurut Virtual Speech adalah jangan hanya fokus menghafal. Sebab, menghafal akan membuatmu jadi kaku. Oleh karena itu, berlatihlah sampai presentasimu bisa tersampaikan secara natural. 7. Baca dan revisi presentasi Sebelum presentasi, jangan lupa untuk membaca kembali presentasi yang telah kamu buat. Ini merupakan salah satu upaya meminimalisir kesalahan yang akan terjadi saat presentasi. Pada saat membaca kembali, kamu mungkin juga akan menyadari adanya bagian yang kurang efektif dan bisa merevisinya menjadi versi lebih baik. 8. Latihan gestur tangan Indeed menjelaskan, saat kamu melakukan presentasi, penting untuk latihan gestur tangan sambil berbicara nantinya. Pikirkan apa yang harus kamu lakukan dengan gerakan tangan nantinya, terutama pada bagian-bagian tertentu presentasi. Menguasai gestur tangan akan membantu efektivitas presentasi kamu. 9. Cek kembali perlengkapan presentasi Peralatan yang digunakan dalam presentasi juga harus kamu cek kelengkapannya. Pastikan semua berfungsi dengan baik dan tidak ada yang menjadi kendala teknis. Pastikan slides presentasi sesuai urutan, proyektor bisa digunakan dengan baik, dan pastikan tidak datang terlambat untuk persiapan. 10. Tidur yang cukup Mengutip Effective Presentation, salah satu hal penting sebelum presentasi adalah tidur yang cukup agar kamu terlihat segar dan bersemangat saat presentasi. Keadaan yang tidak fit dan kurang tidur bisa membuat kamu lupa apa yang harus disampaikan dalam presentasi. Hal ini tentu akan mengganggu presentasimu dan membuat profesionalismemu dipertanyakan. Setelah tahu tahap-tahap persiapan presentasi, kamu bisa langsung coba mempraktikkannya sendiri. Untuk belajar lebih banyak tentang membawakan presentasi dan public speaking, kamu bisa baca ragam tipsnya di Glints Blog. Ada banyak info tepercaya di kategori Skills Professional yang bisa membuat penampilanmu saat presentasi makin meyakinkan. Yuk, cek artikelnya sekarang! How Do You Prepare a Good Presentation in 2021 in 12+ Practical Steps? How to Prepare for a Presentation, Even if You're Nervous How to Prepare for a Presentation, with Examples How To Prepare for a Presentation 8 Tips To Get You Ready 7 Things You Need To Do Before A Presentation
Pada setiap sesi training yang saya adakan, saya sering memulai dengan menanyakan pada audiens. Apa hal pertama yang terlintas di pikiran Anda begitu mendengar kata presentasi? Dengan semangat membara mereka pun saling sahut menyahut bosan, ngantuk, laper, dan masih banyak lagi variasi-variasi yang lain. Dari semua komentar itu, hanya ada satu saja kesamaannya yaitu semuanya berkonotasi negatif 🙂 Saya pun mulai berpikir, “Kok bisa ya?” Mengapa presentasi selalu dikonotasikan dengan hal-hal dan perasaan yang sifatnya negatif? Bukankah seharusnya presentasi itu menyenangkan karena kita bisa belajar hal-hal yang baru, terhibur karena presenternya lucu atau bahkan merasa terinspirasi untuk berubah? Tapi akhirnya saya bisa mengerti juga apa yang mereka rasakan setelah saya mengalami suatu kejadian berikut. Suatu hari saya mendapat undangan untuk menghadiri sebuah seminar nasional di Surabaya. Seminar ini diadakan oleh lembaga kementerian yang bekerja sama dengan satu Universitas swasta yang cukup terkemuka di Surabaya. Acara sendiri akan berlangsung selama satu hari di sebuah hotel berbintang lima, jadi anda sudah bisa bayangkan betapa gembiranya saya. Saya bisa belajar dari ahli-ahli terkemuka plus makan siang gratis di hotel bintang lima. Horee! Akhirnya saya pun sampai di lokasi acara, di ballroom tempat acara berlangsung tampak meja kursi yang sudah tertata rapi untuk 200 peserta, di bagian depan terdapat sederet meja pembicara, sedang di belakang ruang meeting tampak meja buffett yang menyajikan hidangan makan siang yang menggoda. Di agenda seminar saya melihat daftar pembicara yang beragam mulai wakil dari kementerian, rektor universitas, guru besar dan dosen senior. Wow! Pukul 9 tepat ruangan sudah penuh dan acara pun segera dimulai, pembicara pertama adalah wakil dari kementerian yang akan menyampaikan kata sambutan. Persis ketika beliau maju ke depan ada juga seseorang yang membagikan berlembar-lembar kertas kepada masing-masing peserta. Setelah saya cermati ternyata kertas setebal setebal lebih dari 10 halaman itu berisi naskah pidato yang akan disampaikan. Sang pembicara pun sudah tampak berdiri di belakang mimbar dan mulai membaca kata per kata persis seperti apa yang ada di naskah. Bla bla bla. Bla bla bla. Saya tidak memiliki keahlian sebagai juru ramal tetapi dengan naskah pidato di tangan, saya bisa meramalkan dengan pasti apa yang akan terjadi dalam kurun waktu 20 menit ke depan. Setelah penantian panjang selama 20 menit, akhirnya pembicara ke dua siap maju. Beliau adalah rektor dari sebuah Universitas swasta terkenal di Surabaya. Tampaknya topik yang dibawakan bakal cukup menarik begitu pikiran saya pada awalnya. Dengan slide presentasi yang jadul dan penuh dengan teks, beliau pun mulai membawakan materi, menerangkan angka-angka, grafik dan bahasa-bahasa yang bagi saya agak susah untuk dimengerti. Sekali lagi saya tercenung, apakah memang saya yang kurang mengerti atau saya yang kurang berusaha untuk memperhatikan pembicara karena hal yang serupa juga saya alami pada pembicara ke tiga, keempat sampai terakhir. Untuk mengetes apakah saya yang bermasalah siapa tahu karena sudah terlalu lama tidak lagi duduk di bangku kuliah, bertanyalah saya kepada peserta di sisi kiri dan kanan. Hai, jika ada satu hal selain makan siang yang lezat yang anda ingat dari seminar hari ini, apakah itu?. Mereka pun terdiam, berpikir dan akhirnya menjawab Iya ya.. apa ya? Perasaan saya langsung campur aduk antara gembira dan prihatin. Gembira ternyata saya normal-normal saja, buktinya orang lain juga merasa bingung. Prihatin karena tentunya dana yang sudah dikeluarkan untuk penyelenggaraan seminar ini tidak sedikit, akan tetapi hasil yang didapatkan bisa dikatakan sangat minim. Untuk mengingat satu pesan saja yang bisa didapatkan dari seminar, peserta kesusahan. Saya pun mulai berpikir mengapa hal ini bisa terjadi? Menurut saya salah satu faktor penyebabnya adalah kurang mumpuninya kemampuan berbicara di depan umum public speaking. Tidak peduli seberapa tinggi titel anda, seberapa pandai anda, kemampuan ini musti dipelajari jika anda ingin memberi pengaruh kepada orang lain. Hanya saja sayangnya, baik di sekolah, universitas maupun perusahaan, kemampuan ini sangat jarang atau bahkan tidak pernah diberikan. Sebagai hasilnya banyak orang masih belum mengerti bagaimana teknik dan cara untuk berbicara di depan umum secara efektif. Oleh karena itulah saya akhirnya memutuskan untuk menerjuni bidang pelatihan public speaking/presentation skill. Harapan saya adalah dengan demikian maka semakin banyak orang yang memahami cara-cara untuk berpresentasi dengan lebih efektif. Itu juga salah satu alasan mengapa saya menulis artikel dan mendirikan website Sebelum artikel ini berakhir, saya akan coba jawab pertanyaan yang menjadi judul artikel ini Mengapa kita perlu belajar presentasi? Karena dengan kemampuan presentasi yang efektif, anda akan mampu untuk membuat acara pertemuan, meeting, seminar atau perkuliahan menjadi lebih menyenangkan. Anda juga akan mampu membuat audiens menerima informasi lebih baik, terhibur dan terinpirasi karena materi yang Anda berikan. Kemampuan berpresentasi akan membantu perkembangan karir atau bisnis Anda. Semakin efektif Anda dalam menyampaikan ide, pikiran dan pengetahuan Anda maka akan semakin banyak orang yang akan mengingat, tertarik dan percaya pada Anda. Dan saya percaya bahwa karir atau bisnis Anda pasti akan jauh lebih berkembang saat Anda memiliki keahlian presentasi yang baik. Selain itu, dari pengalaman pribadi saya, perasaan yang timbul ketika kita bisa melihat audiens tertawa, terinpirasi dan berubah karena hal yang anda sampaikan adalah salah satu perasaan yang paling indah yang bisa Anda rasakan. Oleh karena itu, marilah kita belajar berpresentasi dan buatlah hidup Anda dan hidup orang lain menjadi lebih baik karenanya. Pertanyaan “Nah, saya ingin tahu pendapat dan pikiran Anda, apa manfaat dan pentingnya bagi Anda untuk bisa mahir dan memiliki kemampuan presentasi yang baik?” Silakan tuliskan di form komentar di bawah ini.
mengapa sebelum presentasi harus mengenal situasi dan pendengar